Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 06 September 2008

THE GREATEST PERSON IN OUR LIFE

Have you ever thought who the greatest person in this world is?? Not Hercules, not Superman… Don’t try to think about Spiderman, he doesn’t… Not Einstein, not Dalton, not Newton… not a man. I’m telling about a woman. She is a mother. Mother is the greatest person in this world. Why? Because of her love, power, and all the things she has done for her child since her child still in pregnancy until now. Her love is uncountable and irreplaceable.

A mother protects her foetus as long as her foetus in pregnancy. As the months go by, the foetus will grow. Mother’s body will be heavier; it seems difficult to stand, to walk or even to sit. As the foetus develops it will move and its moving will torture her. That’s not all; there will be other misery that she will accept. When she had to disclose her baby, she must stand between life and death. Our birthday is mother’s suffering day, isn’t it?? Although the baby has made her suffering for about 9 months, she does never hate her baby, she just forgot it. On contrary she gives huge love for her child. How glory it is! Who can conquer her love?? No one..!!
A mother always protects her child every night and days, until she dies. She will do everything that made her child grow health and cheerful. She never pursues herself. She always gives the good things for her child, and without any sigh she wiling to take the bad one for herself. She always wants her child get enough food and she never think about her hunger. You know? Mother may become very dangerous for whoever that make her child in danger. So don’t try to torture your friend..! Remember! She/he has “a mother”.

Yes, a mother will always love her child, but it doesn’t mean that a child can treat their mother as please as they like. Be careful! Believe it or not, the words of “MOTHER” determine the life of her child. It seems like a supernatural power, doesn’t it? A child’s life may become ‘light’ if she blesses her child or it may become ‘dark’ if she curses her child (thus as Malin Kundang story).

A mother is the greatest person for me, for you and for all children. ‘A mother can live without her child, but a child can’t live without her mother’, do you agree with me??


By: Effendy Yuliana

Read More...

CARUT MARUT PENDIDIKAN INDONESIA

Dunia pendidikan tampaknya semakin menggila. Pemerintah seolah tidak mempunyai pekerjaan lebih penting selain membuat siswanya stres. Berdalih meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), justru kenyataannya pelaku pendidikan dibuat bingung dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang rasanya hanya buang-buang waktu.
Sebut saja pemberlakuan kurikulum di negeri ini yang selalu mengalami pergantian, seperti yang terjadi pada tahun 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Kurikulum sekolah yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Masalah akan muncul ketika diadakannya ujian. Materi yang dipakai tentu bukan dari semua yang telah dipelajari, melainkan materi yang dipelajari dari semua kurikulum. Hal ini telah nyata terjadi. Saat ujian nasional SMP tahun ajaran 2006/2007 yang lalu, SMP N 1 Singaraja memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sedangkan sekolah lainnya masih menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada KBK, masih ada campur tangan pemerintah dalam penentuan kebijakan. Sedangkan KTSP, sekolah diberikan kewenangan penuh untuk mengatur segala sesuatunya. Kurikulum ini menuntut siswa tidak hanya dari nilai akhir, melainkan lebih pada prosesnya. KTSP awalnya dianggap sebagai kurikulum terbaik, tetapi toh ujian nasional tetap saja menggunakan KBK. Siswa yang sekolahnya menggunakan KTSP, tentu juga harus mempelajari kurikulum yang sebenarnya tidak diberlakukan di sekolah itu. –Kegiatan yang buang-buang waktu bukan???-
Selain itu, pemerintah juga sempat mencanangkan program televisi pendidikan yang disiarkan di TVRI, dengan biaya milyaran atau bahkan sampai trilyunan rupiah. Benar-benar suatu pemborosan besar terhadap uang milik rakyat!!! Apa pemerintah akan menghimbau seluruh siswa untuk menonton acara tersebut? Apa siswa akan mengerti dengan cara pembelajaran seperti itu?
Wajar saja bila televisi pendidikan sama sekali tidak mendapat sambutan hangat. Sangat disayangkan, pemerintah menggunakan dana yang begitu besar untuk hal yang sia-sia. Padahal di luar sana, masih banyak sekolah-sekolah yang sangat membutuhkan dana untuk kelengkapan fasilitas dan kenyamanan belajar.
Bukan hanya itu, pemerintah juga melakukan tindakan ceroboh terhadap penentuan kelulusan siswa. Lucunya, pemerintah membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan sebelumnya. Di satu sisi, KTSP dikatakan lebih mementingkan proses. Tapi pada UN, lulus atau tidaknya siswa hanya ditentukan dalam waktu 3x2 jam. Tidak heran jika hal tersebut dipertentangkan oleh banyak kalangan. Bagaimana mungkin nasib seorang siswa hanya ditentukan dalam waktu sedemikian singkat. Bukankah seorang yang mendapat nilai 9 pada bidang studi bahasa Indonesia, belum tentu bisa membuat artikel atau puisi? Lantas dimana penghargaan terhadap mereka yang telah menyumbangkan prestasi gemilang selama bertahun-tahun, namun gagal dalam ujian nasional? Siapa yang akan bertanggung jawab??
Tidak puas dengan hal tersebut, pemerintah lagi-lagi membuat siswa geram. Standar kelulusan UN kembali dinaikkan. Tahun ini standarnya 5,25 untuk tingkat SMA/SMK, sedangkan SMA N 1 Singaraja harus bisa menerima jika standar yang ditetapkan adalah 6,0. Hal ini diberlakukan bagi seluruh sekolah berpredikat SMA BI. “Kenapa gak sekalian aja, standar dinaikkan menjadi 9,0? Biar pengangguran di Indonesia tambah banyak!!”, ujar seorang siswa yang tidak ingin disebutkan namanya.
Apa pemerintah berfikir dengan dinaikkannya standar kelulusan, akan diiringi dengan kenaikan kualitas SDM? Tidak sama sekali! Pemerintah hanya akan membuat para pelaku pendidikan berbuat curang, demi kelulusan anak didiknya. Tidak tanggung-tanggung, seorang guru pun bisa melakukan tindakan itu. Hal ini mengingatkan kita pada ulah seorang oknum kepala sekolah di Jawa yang mencuri paket soal ujian. Oknum tersebut nekat melakukan hal itu untuk meluluskan semua siswanya. Perbuatan yang dilakukan itu memang tidak dapat dibenarkan, tapi apakah pemerintah tidak juga patut dipersalahkan?
Kita tanyakan saja pada Bambang Sudibyo selaku Menteri Pendidikan Nasional, “Sudahkan anda puas melihat siswa semakin pintar untuk berbuat curang?? Kami tunggu peraturan-peraturan gila selanjutnya”
Read More...

PPL juga Manusia…!?!?!

SMANSA kedatangan tamu?? Ya.. mungkin bisa dibilang seperti itu. Tapi kali ini bukan tamu biasa. Siapa mereka? Mungkin ini hal yang biasa di SMANSA, karena memang sudah menjadi rutinitas guru PPL mengajar di sekolah ini. Namun sampai saat ini masih banyak pihak yang meragukan kinerja PPL. Apakah keraguan itu beralasan??
Yang pasti setiap persepsi punya argumen tersendiri., termasuk mengenai hal yang satu ini. Kinerja guru PPL masih diragukan karena beberapa faktor, yang sebenarnya berpusat pada satu hal. Kurangnya pengalaman dalam mengajar ditunjuk sebagai alasan utama.
Hal ini tentu harus dimaklumi, karena kita sama-sama belajar untuk menuntut ilmu dan belajar untuk mencari pengalaman. Mungkin karena proses inilah yang membuat guru PPL seringkali diremehkan, termasuk oleh siswa itu sendiri. Tidak semua guru PPL seperti itu, karena tersimpan potensi besar dalam dirinya sebagai seorang guru. Bahkan tidak jarang PPL menerapkan sistem belajar yang lebih baik dibandingkan dengan guru yang sudah lebih dulu mengajar. Hal ini mungkin karena usia siswa dan PPL yang hanya terpaut beberapa tahun, sehingga memudahkan proses interaksi.
Persepsi bahwa PPL hanya main-main, sepertinya kurang beralasan. Bagaimanapun juga mereka adalah guru yang patut dihormati. Walaupun dituntut untuk tampil sempurna, namun mereka tetap manusia, punya rasa dan punya hati. Sebagai siswa di sekolah berlabel Internasional, sudah sepantasnya kita menghargai dan menghormati mereka layaknya seorang guru. Semua guru awalnya juga seorang PPL. Namun waktu dan pengalaman jualah yang menghantarkan mereka menjadi orang yang sangat dihormati, karena jasanya dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. Jadi,, hargailah PPL. Karena PPL juga manusia….!!!!!!
Read More...

Sisi Lain Drs Ketut Kartika



Menjadi guru di SMP N 1 Banjar adalah karir pertama seorang pria yang pernah mengelilingi Bali dengan sepeda pad tahun 1978 selama tiga hari. Ia adalah Drs. Ketut Kartika. Pria kelahiran Banjar, 31 desember 1960 ini telah menuntut ilmu dari sekolah dasar hingga meraih pendidikan terakhirnya sebagai Sarjana Pendidikan Matematika.

Ayah empat anak ini kini telah mengabdikan dirinya sebagai guru matematika di SMA N 1 Singaraja. Tidak hanya itu, ia juga menduduki jabatan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan sebagi pembina OSIS. Sikap displin membawanya pada jabatan yang cukup sibuk dibanding hanya sebagai guru biasa. Ketekunan serta tanggung jawabnya selama ini telah membuat SMAN 1 SINGARAJA lebih berkilau dengan gemerlap tropi emas khususnya di bidang Matematika. Pria yang memiliki hobi olahraga dan berpetualang ini telah banyak melahirkan generasi-generasi yang banyak mengukir prestasi di bidang Matematika dari tingkat Kabupaten hingga Internasional. Melalui berbagai diklat, pelatihan, dan pengalaman yang pernah dilaluinya, ia menyalurkan seluruh ilmu yang diperoleh kepada siswa terbaiknya. Mendidik dengan mengutamakan kemandirian dalam menemukan sendiri merupakan salah satu cirinya dalam memberikan ilmu pada siswa-siswanya.
Betapa hebat pengabdiannya dalam mendidik putra bangsa hingga usahanya patut diacungi jempol. Sosok pria bertinggi badan 171 ini dikenal sebagai guru yang paling ditakuti oleh siswa SMAN 1 SINGARAJA, khususnya siswa yang sering melanggar peraturan sekolah. Seluruh siswa selalu ada dalam pengawasannya, bila ada yang melanggar maka dialah yang bertindak sebagai hakim dan memberi sanksi pada siswa itu.
Namun jangan pernah beranggapan bahwa sifat dan hatinya sama. Walaupun dia terlihat galak, namun ia memiliki hati yang lembut dan penyayang. Sifat disiplin dan tegasnya tidak lain untuk meningkatkan disiplin siswa agar memiliki masa depan yang lebih cerah. Tujuan mulia itu akan dirasakan, bila anak didiknya memasuki jenjang yang lebih tinggi. Maka tidak heran dalam setiap acara perpisahan siswa kelas XII, pria yang pernah meraih juara II dalam Lomba Ilmiah Guru di STKIP Singaraja ini yang paling banyak menerima hujanan kata terima kasih. Ia mempunyai sebuah pedoman, “Harga diri di atas segalanya, oleh karena itu tempatkan diri kita sebaik-baiknya agar orang lain tidak mudah untuk mempermainkan kita”.
Itulah sosok pria yang pernah menjadi mahasiswa dengan predikat lulusan terbaik peringkat satu melalui jalur skripsi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unud jurusan Matematika tahun 1988 ini. Jangan pernah melihatnya dari fisik, walaupun fisiknya keras namun hatinya selembut salju. Hehehe.. ^_^
Read More...